Ademos percaya bahwa desa adalah kunci kemajuan bangsa. Ademos ingin membangun masa depan dengan cara menyelesaikan masalah sosial yang paling krusial di desa yakni ketimpangan sosial melalui proses sinau bareng untuk menciptakan inovasi sosial masyarakat.
Melalui sinau bareng, Ademos dan Mannah ingin keluar dari belenggu belenggu keterbatasan dengan skema berbagi program dan kegiatan salah satunya melalui sinau bareng fotografi. Merespon permasalahan yang cukup krusial dalam beberapa waktu terakhir terjadi di Bojonegoro yakni kekeringan dan kemarau ekstrem, Ademos bersama Mannah juga mengambil aksi dari sisi seni.
Bersama narasumber yang concern di bidang fotografi konservasi, yakni Anang Batas fotografer Konservasi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Dwi Oblo Kontributor National Geographic dan Cuk Riomandha Antropolog dan Etno Fotografer, selama 2 hari mulai tanggal 11-12 Oktober 2023 menggelar sinau bareng yang diikuti oleh 40 fotografer dari Kabupaten Bojonegoro hingga luar Kabupaten Bojonegoro.
Antusias peserta mengikuti sinau bareng ini ada sejak mulai dibuka pendaftaran, bahkan meskipun pendaftaran sinau bareng ini baru dibuka H-4 pelaksanaan acara namun pendaftar cukup banyak. Kata Joko Guritno penanggung jawab sinau bareng ini hingga H-1 kegiatan peserta masih banyak yang mendaftar.
“Bahkan saya sampai minta maaf kepada para pendaftar itu karena kuota kami batasi dulu, sampai H-1 masih ada 5 orang yang menghubungi saya” Kata Joko saat ngobrol santai bersama Tim Mannah di Dolokgede
Berbekal optimisme membangun sebuah narasi, Ademos bersama Mannah ingin kegiatan ini menjadi pemantik kegiatan-kegiatan berikutnya. Sinau bareng ini adalah sebuah perjalanan panjang dan mimpi besar yang terus ingin dirangkai dalam bingkai-bingkai kecil melalui kegiatan-kegiatan lain yang melibatkan masyarakat dari kalangan pemuda di Bojonegoro.
Selama pelaksanaan kegiatan, peserta mengikuti sesi sinau bareng di Panggon Sinau Bareng Ademos Desa Dolokgede kemudian melakukan sesi hunting foto berdasarkan cluster atau kelompok yang ditentukan oleh panitia yakni cluster human interest, cluster kesenian, cluster tradisi, dan cluster landscape.
Seluruh peserta menyebar di area-area yang menjadi objek pengambilan gambar seperti di sentra kerajinan batik, rumah-rumah tradisional Dolokgede, area persawahan, makam, dll. Hingga malam hari peserta membagikan hasil karya mereka melalui sesi presentasi kepada para narasumber.
Tak sampai sehari saja, peserta masih dengan semangat mengikuti sinau bareng dan hunting foto di beberapa objek di kawasan Dolokgede, seperti di Waduk Kacangan, Pasar Legi Ngambon dan Waduk Nglambangan.
Banyak cerita unik dan kesan selama sinau bareng fotografi ini, salah satu peserta yang berasal dari Bojonegoro, Eri mengatakan “kedepan harus sering-sering diadakan hunting bareng di Dolokgede, kami masih belum puas mengexplore Dolokgede selama dua hari. Karena cerita Dolokgede masih banyak” tuturnya
Hal yang sama juga dikatakan Anang Batas, salah satu narasumber kegiatan Sinau Bareng fotografi ini melalui narasi singkat di instagramnya @anang_batas
“Semoga bermanfaat dan teman2 semangat melanjutkan perjalanan Untuk mengeksplor lebih dalam lagi. Bisa menjadi buku dan pameran bersama. Beneran lho yaaaa. Banyak harta terpendam, jadi jangan hanya diam. Ada indahnya harapan, dibalik kekeringan Berkarya dengan rasa, bekerja dengan jiwa.” Tulis Anang
Beberapa tips yang bisa dilakukan setelah mengikuti Sinau Bareng Fotografi
Kantor Mannah
Jl. Raya Purwosari-Ngambon Km. 13 Desa Dolokgede Kec. Tambakrejo Kab. Bojonegoro 62166
|
|
08113401337 | |
mannahindonesia@gmail.com |